Minggu, 06 November 2011

Love is Smile

Cinta dimulai dengan senyuman, tumbuh dengan dekapan dan seringkali berakhir dengan air mata.
Bagaimanakah cinta sebenarnya………..!!!!!!!!!!
Pernahkah kau tanyakan pada hatimu. Cinta seperti apa yang kau miliki. Cinta macam apa yang tengah kau jalani. Tahukah kamu tentang cinta yang sebenarnya?
   Saat kau mencintainya karena kecantikannya. Ketampanannnya. Karena ada bunga-bunga di hatimu saat kau menatapnya. Itu adalah cinta mata. Dan bukan itu cinta yang sebenarnya.  Saat kau mencintainya karena lekuk tubuhnya yang begitu mempesona. Itu adalah cinta ragawi. Bukan itu pula yang kau perlukan. Atau kau mencintainya saat kau mengetahui kecerdasannya, kekayaannya, kedermawannya, keindahannya, atau segala bentuk dirinya, itu hanyalah cinta pada hawa nafsu. Dan bukan itu pula cinta yang sebenarnya.  Cinta yang sebenarnya takkan memandang itu semua. Cinta yang sebenarnya adalah rasa cinta yang tumbuh saat kau menutup matamu. Menyumbat telingamu dan membisukan lidahmu. Biarkan hanya hati yang berfikir dan merasakannya. Saat hatimu merasa kedamaian dan kesejukan jika di dekatnya. Jika disentuhnya. Itulah cinta. Cinta yang sebenarnya.
    Jangan kau gunakan matamu tuk menatap segala bentuk jasad jasmaninya, miliknya, atau keindahan yang terpancar darinya. tapi tataplah pada tingkah laku dan keanggunan sikapnya.  Janganlah kau gunakan telingamu tuk mendengar segala bentuk kata-kata manis, atau segala janji-janjinya. Tapi dengarkanlah segala bentuk kejujurannya. Segala bentuk keterbukaan dan rasa menerimanya.  Karena jasad adalah rapuh. Yang kan hancur dan hilang bersama waktu. Karena ucap adalah dusta. Yang hanya menyimpan sedikit kejujuran daripada kebohongannya.
“Cinta adalah keabadian. Takkan pernah bisa hilang meski kau coba tuk leburkannya. Takkan pernah bisa lenyap, meski kau coba asingkannya. Karena cinta kan selalu ada, hingga kau tetap bisa bernafas”.
         Perjalanan Cinta,  Takkan pernah ada yang akan mengira kapan cinta kan datang. Kapan ia kan terhenti, kapan ia kan hadir mengganti cinta lain yang tlah hilang, dan kapan ia kan meninggalkan sang pencinta.  Cinta hadir begitu saja. Tanpa perlu di panggil. Tanpa perlu di undang. Kita hanya bisa berharap dan menanti, kapan saatnya ia kan hadir dan mengisi satu sudut dan ruang di hati.  Cinta memang misterius. Ia seperti angin. Yang kadang hanya berlalu di hadapan kita. Tanpa menoleh apalagi menyapa. Tapi kadang ia seperti pagi. Yang kan selalu menyapa kita. Mesti tak kita pinta.  Tapi itulah cinta. Kehadirannya semoga kan memberi satu keindahan tuk obati segala sepi di hati. Kehadirannya semoga kan menjadi bagian dari segala perjalanan hidup yang takkan abadi.
Awal dari perjalanan cinta
Cinta berawal dari mata. Mata yang menatap pada keindahan sejati yang di sebut kekasih. Belahan jiwa. Separuh hati.  Berawal pada mata yang hanya menatap. Tatapan yang tak  berarti apa-apa. Yang kan berubah secara perlahan, atau kadang tiba-tiba. Perubahan menjadi perasaan hati yang kadang tak dimengerti.
Mungkin kita sering merasa aneh. Saat awal menatapnya, sama sekali tak ada rasa yang terbesit apalagi terwujud di hati. Tapi bersama waktu, satu bulan, satu minggu, satu hari atau bahkan satu detik kemudian, ada yang lain yang hadir dan bersarang di sudut hati.  Tak ada yang istimewa padanya. Tak ada yang lebih dari jasadnya. Tapi entah mengapa, hati tiba-tiba begitu memikirkannya, atau bahkan mungkin merindunya, mengharapnya. Apa yang sebenarnya yang telah terjadi?  Mata kita hanya menangkap. Hati kitalah yang kan menyimpannya. Mata kita hanyalah memandang, hati kitalah yang kan merasanya.  Tak ada yang salah. Mata ataupun hati. Karena inilah cinta.  Cinta takkan mengenal tentang kecantikan. Cinta takkan peduli pada ketampanan, kekayaan, kecerdasan, derajat, martabat, ketenaran, keagungan sikap, atau lain sebagainya.  Cinta hanya mengenal pada yang bernama kecocokan. Ketertarikan. Perasaan.

           Tak ada yang salah jika seorang pangeran mencintai gadis miskin. Tak ada yang salah jika putri raja mencintai seorang penggembala. Tak ada yang salah jika si cantik mencintai si buruk rupa. Dan tak ada yang salah jika seorang raja mencintai seorang wanita penjaja cinta.  Itulah cinta. Tak perlu ada ketidak mengertian. Karena cinta tak bisa di gambarkan. Cinta hanya bisa dirasakan.  Cinta enggan mengenal kecantikan, ketampanan, kekayaan, harkat, derajat, ataupun martabat karena itu hanyalah sebuah hiasan. Perhiasan dunia. Hiasan yang kan rusak. Oleh ruang. Oleh waktu.  Takkan abadi kecantikan. Takkan selamanya kekayaan. Dan takkan kekal sebuah kehormatan. 
       Jika kau mencintainya karena kekayaan yang dimilikinya, bangunkan. Bangunkan dirimu dari segala hayal yang berkepanjangan. Tanyakan pada hatimu, apa mungkin kau kan tetap mencintainya saat ia kehilangan segala kekayaannya?  Sadar dan bangunkan jasadmu. Bisikkan pada hatimu. Semua itu palsu. Semua itu tak benar adanya. Kembalilah pada jalan cinta yang sebenarnya. Jalan yang kan bawamu pada keindahan dan kebahagiaan selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar